Jakarta – Kegagalan Tim Nasional Indonesia untuk mengamankan tempat di putaran final Piala Dunia 2026 telah memicu reaksi keras di tingkat legislatif. Ketua Umum PSSI yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir, dikonfirmasi akan dipanggil oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) untuk dimintai pertanggungjawaban.
Baca Juga : Darurat Pelatih Timnas: FIFA Matchday November Tinggal 20 Hari, PSSI Masih Bungkam
Pemanggilan ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati, yang menuntut penjelasan menyeluruh dari Erick Thohir mengenai serangkaian keputusan strategis PSSI yang dinilai berujung pada hasil buruk bagi Skuad Garuda di kancah internasional.
Pertanggungjawaban atas Pergantian Pelatih
Sorotan utama DPR RI adalah keputusan PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir untuk mengganti pelatih Timnas Indonesia dari Shin Tae-yong kepada Patrick Kluivert. Pemanggilan serupa pernah dilakukan saat keputusan pergantian pelatih ini pertama kali diumumkan.
“Saat itu beliau (Erick Thohir) menyebut Patrick Kluivert sebagai pilihan terbaik, hasil dari kalkulasi matang,” ungkap MY Esti Wijayati pada Kamis (23/10/2025), dilansir dari Warta Kota.
Namun, penunjukan Patrick Kluivert terbukti gagal memenuhi harapan besar yang diemban. Di bawah kepemimpinannya, Timnas Indonesia tidak mampu lolos ke Piala Dunia 2026, mematahkan mimpi besar jutaan masyarakat.
“Bahkan dengan dukungan naturalisasi (pemain), hasilnya sekarang gagal total. Jadi, beliau harus bertanggung jawab atas kegagalan strategis ini,” tegas Esti, menekankan bahwa kegagalan tersebut bukan hanya masalah teknis di lapangan, melainkan konsekuensi dari keputusan manajemen puncak.
Kekecewaan Publik dan Frustrasi yang Mendalam
Esti Wijayati mengakui bahwa kekecewaan yang dirasakan oleh DPR RI hanyalah cerminan dari frustrasi mendalam yang dirasakan masyarakat Indonesia. Harapan untuk melihat bendera Merah Putih berkibar di panggung Piala Dunia, yang sempat melambung tinggi, kini harus pupus.
“Kekecewaan masyarakat itu sangat terasa. Saya sendiri jarang mengikuti sepak bola kecuali PSS Sleman. Tetapi untuk level nasional, semua berharap Timnas bisa lolos ke Piala Dunia,” ujarnya.
Esti menambahkan bahwa kegagalan ini tidak dapat diterima hanya sebagai nasib atau takdir semata, melainkan harus dilihat sebagai indikator adanya kesalahan mendasar dalam perencanaan dan eksekusi di tubuh PSSI.
“Tiba-tiba gagal dan ini jelas bukan sekadar takdir. Perlu ada evaluasi mendalam, termasuk terhadap kebijakan naturalisasi yang seharusnya mendukung performa tim,” lanjutnya.
Pemanggilan Ketua Umum PSSI oleh Komisi X DPR RI diharapkan dapat menjadi momen penting untuk melakukan evaluasi total terhadap kebijakan PSSI, mencari tahu akar masalah kegagalan, dan merumuskan langkah perbaikan demi masa depan sepak bola Indonesia. Tekanan publik dan tuntutan akuntabilitas dari parlemen kini menjadi tantangan terbesar bagi Erick Thohir setelah kegagalan Timnas di kualifikasi Piala Dunia.
